Jumat, 26 April 2024

Potensi Dialog dengan Yunani tak Hentikan Misi Eksplorasi Turki

BACA JUGA

JAKARTA, IDM – Turki menyatakan sikap terbuka terhadap potensi dialog damai dengan Yunani. Bila terlaksana, pertemuan itu diharapkan berujung pembagian rata sumber daya energi di belahan timur Laut Mediterania.

“Kami mendukung solusi bersama. Duduk satu meja dengan semua pihak di kawasan agar seluruhnya mendapatkan bagian seadil-adilnya,” ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Selasa (1/9/2020).

Pernyataan itu rupanya bukan sinyalemen ‘sengketa regional’ akan mereda. Ankara tetap pada keputusan memperpanjang izin operasi kapal riset dan eksplorasi Oruc Reis untuk melanjutkan survei seismik hingga 12 September mendatang. Langkah ini membuat Yunani berang. 

Di sisi lain, Mevlut dengan gamblang menuding Yunani sengaja melakukan ‘aksi-aksi provokasi’, mengingat dukungan Uni Eropa (UE) pada mereka. UE bahkan mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Ankara.

Saling serang (kata-kata) di antara pemimpin negara, baik Turki maupun Yunani, bukan hal baru. Mereka terlibat ‘adu mulut’ sejak beberapa pekan lalu. Sementara barisan kapal perang dari dua kubu membayang di perairan yang kapan pun bisa berubah warna menjadi ‘zona merah’.

Pasukan kedua negara bahkan telah melakukan serangkaian latihan militer di lautan yang membelah Siprus dan Crete, Yunani. Situasi memanas tatkala kapal riset Oruc Reis datang dikawal kapal perang. Mereka dalam misi menelusur cadangan minyak dan gas alam di bumi.

Hak & Keadilan

Turki dan Yunani. Dua negara tetangga ini merupakan sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Mereka berkonflik setelah saling klaim hak atas sumber daya hidrokarbon di sisi timur Laut Mediterania. Baik Ankara maupun Athena memilih pandangan masing-masing terkait batas wilayah kontinental. Termasuk di perairan tempat sebaran pulau-pulau Yunani.

Angkatan Laut Turki resmi mengumumkan perpanjangan waktu operasi Oruc Reis, Senin (31/8) malam. Padahal, misi tersebut sedianya berakhir kemarin. Dan, latihan militer—beserta kedatangan ‘bala bantuan’, meski dengan alasan sebatas pengawasan—menyoroti potensi eksalasi. 

Saling Menahan Diri

Meski isu bocor sejak pekan lalu, pengumuman baru disampaikan setelah eksekutif Uni Eropa (UE) menyerukan dialog Turki-Yunani. Mereka juga meminta Ankara menahan diri dari langkah-langkah sepihak yang disinyalir dengan mudah memantik bara (ketegangan). 

Presiden Recep Tayyip Erdogan berkeras, apa pun yang dilakukan Turki di timur Mediterania adalah untuk mendapatkan ‘hak dan keadilan’-nya. Ia menuding Yunani berupaya membuat Turki ‘terpenjara’. Pun menyinggung beberapa negara—yang tidak disebutkan namanya—sengaja mendorong Yunani agar terlibat konfrontasi dengan Turki.

Klaim

Sebagai anggota, Yunani meminta dukungan 27 negara Uni Eropa (UE) untuk menguatkan klaimnya. Bahwa perairan sengketa merupakan bagian dari landasan kontinennya. Menteri Luar Negeri Yunani menyebut aktivitas Turki ilegal. Ia mendesak Ankara bekerja sama menjaga stabilitas Mediterania.

“Turki terus menerus mengabaikan seruan dialog dan malah memprovokasi. Kami tidak bisa ditipu,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Yunani.

Meski begitu, Athena menekankan akan tetap mengupayakan kesepakatan maritim dengan negara-negara tetangga di kawasan sesuai hukum yang berlaku—hukum laut dan hukum internasional. Ini terbukti dari ratifikasi kesepakatan batas maritim dengan Mesir pekan lalu, setelah kesepakatan serupa ditandatangani bersama Turki dan Libya. (ISA/WAN)

BERITA TERBARU

INFRAME

Panglima TNI Pimpin Serah Terima Jabatan KSAU

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyerahkan bendera panji Swa Bhuwana Paksa kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang baru Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Upacara serah terima jabatan (sertijab) tersebut berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER