Jakarta, IDM – Sejak menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto berkomitmen untuk meningkatkan industri pertahanan dalam negeri. Sejalan dengan tekad tersebut, Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Presiden RI melakukan langkah konkret di awal masa jabatannya.
Salah satunya adalah instruksi Prabowo soal para menterinya menggunakan kendaraan dinas buatan Pindad. Prabowo sendiri telah mencontohkan dengan memakai Maung Garuda sebagai kendaraan kenegaraan presiden.
Pengamat militer Khairul Fahmi menilai, Maung Garuda yang memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 70 persen menunjukkan bahwa sebagian besar komponennya telah dibuat di dalam negeri.
Baca Juga: Robot Tempur Roda Rantai, Inovasi Siswa TNI AD Mampu Deteksi Ranjau
“Standar ini cukup signifikan mengingat industri pertahanan di banyak negara besar sekalipun, termasuk Amerika Serikat masih menghadapi tantangan dalam mencapai kemandirian penuh pada komponen militer,” kata Fahmi di Jakarta, Kamis (7/11).
Sebagai perbandingan, lanjut Fahmi, kebijakan “Buy American” di Amerika Serikat menargetkan peningkatan TKDN produk pertahanan hingga 75% pada 2029. Program ini bertujuan mendorong pemerintah untuk lebih banyak membeli produk lokal demi menciptakan lapangan kerja dan memperkuat sektor industri dalam negeri.
Namun, bahkan negara dengan industri pertahanan yang maju seperti AS masih harus mengimpor komponen penting, seperti semikonduktor atau material khusus yang sulit diproduksi secara lokal.
Baca Juga: Rotasi Jabatan, Danlanud Adi Soemarmo Pimpin Sertijab Komandan Skadik 402
“Program ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat kandungan dalam negeri tinggi sering menjadi tujuan, pencapaian ini memerlukan waktu dan pengembangan bertahap pada rantai pasokan,” terang Fahmi.
Dalam konteks Maung Garuda, TKDN sebesar 70% menjadi langkah penting menuju kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
“Artinya, kita memiliki potensi untuk menghasilkan kendaraan taktis dengan lebih sedikit ketergantungan pada impor,” papa Fahmi.
Sebagai gambaran, kendaraan Maung Garuda diproduksi oleh PT Pindad dengan pendekatan assembling (perakitan) dan karoseri untuk mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sekitar 70%. TKDN ini tergolong tinggi untuk konteks industri pertahanan, mengingat sebagian besar negara produsen alat pertahanan pun memiliki komponen impor yang signifikan.
Baca Juga: Koptu Parnianto Gunakan Seni Wayang untuk Dekat dengan Masyarakat
“TKDN ini menunjukkan bahwa industri pertahanan kita sudah mampu berkontribusi pada kemandirian ekonomi dan teknologi meski masih membutuhkan kolaborasi dengan mitra global untuk beberapa komponen strategis,” ucap Fahmi.
Sementara pada sisi produksi, PT Pindad memfokuskan proses assembling dan karoseri untuk Maung Garuda. Dalam proses ini, komponen-komponen utama yang lebih kompleks seperti mesin dan sasis dirakit dengan komponen lokal dan impor, di mana perakitan tersebut juga mencakup adaptasi kendaraan sipil dari basis militer aslinya.
“Proses ini tidak hanya bertujuan memenuhi standar kualitas pertahanan, tetapi juga memenuhi kebutuhan kendaraan sipil yang memiliki daya tahan lebih tinggi, terutama bagi pejabat pemerintahan,” tutup Fahmi. (nhn)