Jakarta, IDM – Kepala Hak Asasi Manusia PBB atau OHCHR, Volker Turk melaporkan bahwa terdapat 901 orang yang dieksekusi mati di Iran pada tahun lalu, termasuk 31 wanita. Ia pun menyerukan Iran untuk menghentikan tindakan tersebut.
Dilansir dari Reuters, Rabu (8/1), ratusan orang itu dieksekusi mati dengan cara digantung dan jumlahnya meningkat dibanding tahun 2023 yaitu sebanyak 853 orang. Jumlah tahun lalu juga menjadi yang tertinggi sejak tahun 2015, yang saat itu sebanyak 972 orang dieksekusi.
Baca Juga: AS Sebut Semua Pasukan Israel akan Mundur dari Lebanon
“Sangat mengkhawatirkan bahwa sekali lagi kita melihat peningkatan jumlah orang yang dijatuhi hukuman mati di Iran dari tahun ke tahun. Sudah saatnya Iran membendung gelombang eksekusi yang terus membengkak ini,” imbuh Turk.
Sebagian besar eksekusi pada tahun lalu dilakukan karena narkoba, tetapi para pembangkang dan orang-orang yang terkait protes pada 2022 juga dihukum mati.
Pada tahun 2022, demonstrasi di seluruh kota Iran meletus setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi. Amini ditangkap oleh polisi moral karena diduga melanggar aturan penggunaan jilbab.
Baca Juga: Presiden Ukraina Sebut Rusia Kehilangan 15.000 Tentara di Kursk
Sementara, menurut juru bicara OHCHR Liz Throssell mengungkapkan terdapat 31 wanita dieksekusi pada tahun lalu, yang merupakan jumlah tertinggi dalam 15 tahun.
“Mayoritas kasus melibatkan tuduhan pembunuhan. Sejumlah besar perempuan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, pernikahan dini, atau pernikahan paksa,” imbuh Throssell. (bp)