Jakarta, IDM – Kolonel Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengungkapkan hipotesis bahwa teknologi kecerdasan buatan akan memiliki pikirannya sendiri dan berbalik melakukan hal-hal yang membahayakan pengguna perangkat lunak tersebut.
Dilansir dari Business Insider, Sabtu (3/6), pernyataan itu dikatakan oleh Kolonel Tucker “Cinco” Hamilton, kepala Uji dan Operasi Kecerdasan Buatan Angkatan Udara AS dalam sebuah konferensi di London.
Menurutnya, berdasarkan sebuah simulasi, teknologi kecerdasan buatan dapat berperilaku dengan cara yang tidak diprediksi dan berbahaya.
Baca Juga: Diduga Latih Pilot Cina, Jerman Selidiki Sekelompok Mantan Perwira AU
“Strategi yang sangat tidak terduga untuk mencapai tujuannya muncul setelah drone itu ditugaskan untuk menghancurkan sistem pertahanan udara musuh,” ujar Hamilton yang menjelaskan
Namun, Hamilton menarik kembali pernyataannya tersebut dan meminta maaf kepada publik karena telah menyebarkan informasi yang tidak akurat.
“Meskipun ini merupakan contoh hipotetis, ini menggambarkan tantangan dunia nyata yang ditimbulkan oleh kemampuan bertenaga kecerdasan buatan,” kata Hamilton.
Baca Juga: Belanda Berencana Pasok 96 Tank Leopard 1 ke Ukraina
Juru bicara Angkatan Udara Ann Stefanek membantah bahwa ada simulasi seperti yang dijelaskan oleh Hamilton. Hingga kini, pihak militer selalu melakukan simulasi dengan hasil yang tidak membahayakan.
“Departemen Angkatan Udara belum melakukan simulasi kecerdasan buatan semacam itu dan tetap berkomitmen pada penggunaan teknologi yang etis dan bertanggung jawab.Tampaknya komentar sang kolonel diambil di luar konteks dan dimaksudkan sebagai anekdot,” kata Stefanek. (bp)