Jakarta, IDM – Para Raider yang merupakan satuan elit TNI Angkatan Darat, menjadi andalan dalam operasi khusus yang membutuhkan kemampuan tempur tinggi, baik untuk perang konvensional maupun misi non-konvensional.
Pasukan ini lahir dari penggabungan kemampuan Raider dengan keahlian lintas udara. Raider sendiri awalnya dibentuk sebagai satuan infanteri khusus untuk menghadapi pertempuran gerilya dan anti-terorisme. Satuan Raider berasal dari transformasi batalyon infanteri reguler melalui pendidikan dan pelatihan Raider.
Sedangkan satuan Para Raider adalah pasukan khusus infanteri TNI Angkatan Darat Indonesia yang memiliki kemampuan khusus, seperti infiltrasi melalui udara (para), gerilya, anti-gerilya, dan berbagai misi tempur lainnya.
Baca Juga:Â Jejak Karir Seorang Prajurit, di Balik Nama Lanud Atang Sendjaja
Mereka adalah gabungan dari satuan Raider dengan kemampuan tambahan sebagai pasukan lintas udara (Para). Pasukan ini ditempatkan untuk operasi strategis yang membutuhkan kecepatan, keakuratan, dan fleksibilitas di berbagai medan.
Untuk menjadi seorang Para Raider dibutuhkan kualifikasi yang sangat ketat. Hal ini wajar mengingat mereka adalah bagian dari satuan elit yang memiliki kemampuan tempur khusus. Beberapa kriteria seorang Para Raider adalah prajurit TNI AD yang telah menyelesaikan pendidikan dasar militer, usia dan pangkat, kesehatan fisik dan mental.
Selain itu, mereka juga harus memiliki kondisi fisik yang prima, mampu menjalani latihan fisik ekstrem seperti long march, pendakian, renang jarak jauh, dan lintas medan berat. Serta tes kemampuan dasar seperti push-up, sit-up, pull-up, lari 3.200 meter, dan renang.
Calon personel Para Raider juga akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan khusus yang akan berlangsung selama tiga bulan di Pusdiklatpassus dengan materi seperti taktik dan teknik tempur hutan, operasi lintas udara (termasuk kemampuan terjun payung), operasi gerilya dan anti-gerilya, infiltrasi dan eksfiltrasi di wilayah musuh, operasi anti-terorisme dan kemampuan survival (dilatih untuk bertahan hidup di berbagai kondisi ekstrem seperti hutan, gunung atau medan perang).
Baca Juga:Â Korps Wanita Angkatan Darat, Bukan Mawar Penghias Taman Tapi Melati Pagar Bangsa
Memiliki tugas utama seperti operasi lintas udara, penyergapan, sabotase, sampai pembebasan sandera, seorang prajurit Para Raider juga memerlukan kemampuan tambahan di antaranya keterampilan navigasi, membaca peta, dan penggunaan alat komunikasi, penguasaan senjata ringan dan berat, keterampilan medis dasar untuk memberikan pertolongan pertama hingga kemampuan intelijen dasar untuk mengumpulkan informasi.
Batalyon Para Raider
Saat ini, terdapat sejumlah batalyon infanteri TNI AD yang menyandang status sebagai batalyon Para Raider. Mereka tersebar di berbagai Kodam (Komando Daerah Militer) di seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:
a. Kodam III/Siliwangi
• Yonif Para Raider 305/Tengkorak
• Yonif Para Raider 328/Dirgahayu
b. Kodam Jaya/Jayakarta
• Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha
• Yonif Para Raider 503/Mayangkara
c. Kodam IV/Diponegoro
• Yonif Para Raider 408/Suhbrastha
Baca Juga:Â Herman Yosep Fernandez, Pejuang Kemerdekaan, Lahir di Flores Bertempur di Yogyakarta
d. Kodam V/Brawijaya
• Yonif Para Raider 502/Ujwala Yudha
e. Kodam VI/Mulawarman
• Yonif Para Raider 600/Modang
f. Kodam IX/Udayana
• Yonif Para Raider 900/Satya Bhakti Wirottama
g. Kodam XVII/Cenderawasih
• Yonif Para Raider 751/Vira Jaya Sakti. (Dari berbagai sumber/nhn)