Jakarta, IDM – Akhir-akhir ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) aktif melibatkan TNI untuk program ketahanan pangan. Terbaru, Kementan menggandeng TNI AD kembali berkoordinasi dan menyepakati komitmen untuk mencapai swasembada pangan secepat-cepatnya, sesingkat-singkatnya, sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto. Acara berlangsung di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (12/12).
Pada kesempatan tersebut dalam sambutannya TNI AD diwakili oleh Wakil KSAD Letjen TNI Tandyo Budi Revita menjelaskan latar belakang mengapa TNI dilibatkan dalam program ketahanan pangan.
“Saya mungkin sedikit setback ke belakang, kenapa tentara dilibatkan dalam ketahanan pangan kita yang menjadi program unggulan Presiden Prabowo Subianto. Secara politik, kita adalah politik bebas aktif. Kita tidak mengeblok satu negara dengan negara lainnya. Dan tentunya ini akan berkaitan dengan strategi pertahanan kita. Strategi pertahanan kita adalah Sishankamrata,” kata Tandyo.
Baca Juga: Indonesia Akan Kirim 350 Personel Kontingen untuk Hari Republik India 2025
Lebih lanjut mantan Pangdam IV/Diponegoro ini mengatakan untuk mencapai strategi pertahanan ini dibutuhkan suatu kemandirian diantaranya kemandirian pangan, kemandirian kesiapan komponen utama itu sendiri (TNI), kemandirian farmasi, kesehatan, industri dan lainnya.
“Untuk membangun itu semuanya perlu ada hal yang menjadi prioritas. Tentunya yang berdampak terhadap kesiapan pertahanan kita dan kesiapan rakyat yang ada di situ. Makanya beliau menetapkan salah satunya adalah ketahanan pangan dan makan bergizi nasional. Inilah bentuk untuk kita menyiapkan pertahanan kita secara dini untuk bisa menghadapi ancaman yang setiap waktu itu bisa kita hadapi,” jelas Tandyo.
Ia pun mencontohkan perang di Suriah dan juga pembelajaran perang di Rusia yang saat ini diembargo oleh semua negara, sudah hampir dua tahun, tapi secara ekonomi dia masih bisa berjalan.
Baca Juga: Aksi Drill Pendaratan Khusus Taifib di Pantai Todak Kepulauan Riau
“Ini pembelajaran untuk kita semuanya, negara kita negara kaya, negara yang cukup banyak sumber daya alamnya yang harus kita kelola dengan baik. Tentunya ini perlu strategi besar,” kata Tandyo.
Oleh karena ini, khusus untuk program ketahanan pangan lanjut Tandyo, tentunya tidak bisa melaksanakan secara egosektoral, karena keterkaitan banyak antara satu Kementerian dengan Kementerian lainnya, lembaga dan lainnya.
“Secara monumental mungkin kita bisa melihat nanti menjadi tanggung jawabnya, leading Kementerian Pertanian namun kita kerja bareng-bareng antara Kementerian Pertanian, TNI, kemudian dari Menteri PU, untuk mewujudkan ketahanan pangan yang menjadi cita-cita kita bersama,” kata Tandyo. (rr)