Kamis, 28 Maret 2024

Kerja Sama BRIN-TNI AL Buat Kapal OPV

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) dan Laboratorium Teknologi Hidrodinamika Surabaya menjajaki kerja sama dengan TNI AL untuk membuat kapal patroli.

Kapal patroli atau disebut Kapal Offshore Patrol Vessel (OPV) ini akan digunakan mengawasi perairan Indonesia dan memperkuat Alutsista di jajaran TNI AL.

Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Kadislitbang AL) Laksamana Pertama Agus Karminto menyaksikan pengujian hidrodinamika kapal OPV 90 di Laboratorium Teknologi Hidrodinamika BRIN.

Agus menyebut ada berbagai permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan desain kapal.

“Kami berharap Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN bisa membantu permasalahan desain kapal selama ini dan selanjutnya kita bisa agendakan pertemuan untuk mendetailkan rencana kerja sama,” ujar Agus dikutip dari laman brin.go.id, Selasa, 15 Maret 2022.

Uji demo pengujian seakeeping dan manuvering dilakukan di kolam Maneuvering Ocean Basin (MOB). Kemudian, dilanjutkan dengan diskusi mengenai berbagai hasil uji model kapal OPV.

Pengujian seakeeping merupakan pengujian model kapal yang bertujuan mendapatkan data mengenai kemampuan olah gerak kapal atau bangunan apung lainnya ketika menghadapi gelombang laut dari berbagai arah.

Sedangkan pengujian manuver model kapal bertujuan mendapatkan data diameter kapal saat berputar.

Kepala Kantor BRIN Kawasan Surabaya Muryadin menyampaikan berbagai hasil pengujian model kapal OPV, seperti uji resistance, self propulsion, seakeeping, dan manuvering.

Dia menjelaskan uji resistensi adalah gaya yang terbebankan pada kapal saat bergerak ke arah depan dengan kecepatan tertentu.

“Uji dilakukan pada kecepatan 14-31, setelah pengujian kemudian dilakukan proses ekstrapolasi sehingga didapatkan data uji terukur dan hasil dari ekstrapolasi,” jelas Muryadin.

Selain itu, terdapat performance prediction yang menjadi perpaduan antara pengujian resistansi dan propulsion untuk mendapatkan hasil analisa kebutuhan besaran kecepatan dari mesin yang akan dipasang di kapal tersebut.

Muryadin menuturkan hasil performance prediction akan diminta oleh propeller group untuk menentukan properties dan desain dari propeller yang digunakan.

“Antara hasil tes dan saat uji coba akurasinya sekitar 3 persen, hasil–hasil yang dicapai sudah sesuai dengan standar. Sedangkan untuk yang numerik akurasinya bisa sampai 5-10 persen,” tutur Muryadin. (ADT)

BERITA TERBARU

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER