Kamis, 25 April 2024

Kapal Perang Paling Berbahaya, Admiral Nakhimov Dipersiapkan Beroperasi Kembali Dengan Teknologi Terbaru

BACA JUGA

Moskow, IDM – Kapal perang paling berbahaya Angkatan Laut Rusia, Admiral Nakhimov, sedang bersiap untuk diluncurkan ulang. Kapal paling mematikan Moskow era Perang Dingin ini sedang menjalani program modernisasi besar-besaran yang akan mencakup senjata terbaru termasuk rudal pertahanan udara dan persenjataan anti-kapal selam. Kapal perang tenaga nuklir tersebut dibangun menjelang akhir Perang Dingin, dan sekarang akan dimunculkan kembali setelah hampir 20 tahun.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexei Krivoruchko mengatakan kepada wartawan bahwa kapal penjelajah nuklir berat Admiral Nakhimov dari Proyek 1144 (battlecruiser kelas Kirov) akan kembali melayani Angkatan Laut setelah perbaikan dan modernisasi pada 2022.

“Ini akan menjadi kapal perang Angkatan Laut yang paling kuat. Kami lihat proyeknya, kapalnya sekarang sudah siap 50 persen,” katanya. Menurut Krivoruchko, Kementerian Pertahanan mengalokasikan 29,5 miliar rubel untuk proyek tersebut pada 2019. Media pemerintah Rusia telah melaporkan bahwa kapal perang ini akan dipersenjatai dengan 3 rudal anti-kapal hipersonik M22 Zircon.

Berbicara di St Petersburg pada parade Angkatan Laut tahunan yang menampilkan kapal-kapal terbaik Rusia, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Angkatan Laut Rusia akan dipersenjatai dengan senjata serangan nuklir hipersonik dan drone nuklir bawah laut. “Penyebaran luas teknologi digital canggih yang tidak ada bandingannya di dunia, termasuk sistem serangan hipersonik dan drone bawah laut, akan memberi armada keunggulan unik dan meningkatkan kemampuan tempur,” katanya.

Admiral Nakhimov adalah kapal penjelajah tempur sepanjang 250 meter yang sudah memiliki berbagai senjata termasuk 20 rudal supersonik P-700 Granite raksasa. Melawan ancaman udara, kapal ini dibekali 96 rudal jarak jauh S-300 dan 40 rudal jarak pendek 9K33 Osa. Selain itu, kapal Admiral Nakhimov juga dibekalii enam sistem senjata jarak dekat (CIWS) Kashtan. Masing-masing sistem memiliki dua senjata Gatling 30mm dan delapan rudal jarak pendek 9M311, ditambah 24 reload untuk total 192 rudal.

Dari empat yang dibangun hanya dua kapal tipe serupa yang beroperasi karena ukuran dan kerumitannya yang sangat mahal untuk perawatan. Yang kedua dikenal sebagai kapal Peter the Great (Pyotr Velikiy) yang dikerahkan pada Armada Utara Angkatan Laut Rusia yang berbasis di Arktik. Ini adalah versi yang lebih baru dengan persenjataan modern.

Menurut H I Sutton, analis pertahanan yang menulis untuk Forbes, Sabtu (22/8/2020), Zircon jauh lebih kecil daripada rudal P-700 Granite sehingga mungkin lebih banyak misil Zircon yang akan dibawa kapal Admiral Nakhimov. “Juga dibawa oleh kapal selam kelas Oscar-II, (sebagai perbandingan) tiga Zircon dapat dibawa untuk setiap (satu) Granit, jadi totalnya ada 60 rudal,” ujarnya.

Dia juga mencurigai rudal jelajah serangan darat Kalibr atau rudal anti-kapal dan serangan darat tujuan ganda; Oniks, mungkin juga digunakan untuk mempersenjatai kapal perang tersebut karena terkadang dimuat secara bergantian dengan Zircon. Menurut laporan media pemerintah, kapal Admiral Nakhimov akan dilindungi oleh Fort-M, versi S-300 yang lebih canggih tetapi masih versi yang lebih lama dibandingkan dengan sistem S-350 dan S-400.

Sistem pertahanan udara Pantsir-M serta senjata anti-kapal selam Paket-NK juga akan digunakan. Sutton membandingkan kapal perang tersebut dengan kapal perang Kelas Iowa Angkatan Laut AS dengan mengatakan bahwa kapal perang Rusia itu sebesar kapal Amerika tetapi jauh lebih modern dalam persenjataan dan pemikiran.

“Dengan senjata dan sensor terbaru, ini bisa dibilang akan menjadi petarung permukaan paling kuat di dunia,” katanya. “Citra satelit terbaru menunjukkan bahwa dia masih ada di lokasi konstruksi. Jadi dia mungkin perlu beberapa tahun bersama di Severodvinsk setelah peluncuran sebelum modernisasi selesai,” lanjut Sutton. (Wan/Man)

BERITA TERBARU

INFRAME

Panglima TNI Pimpin Serah Terima Jabatan KSAU

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyerahkan bendera panji Swa Bhuwana Paksa kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang baru Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Upacara serah terima jabatan (sertijab) tersebut berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER