Jakarta, IDM – Hamas dan Israel telah menyepakati kesepakatan tiga tahap yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS). Kesepakatan ini diharapkan dapat mengakhiri konflik yang telah menewaskan sekitar 46.000 orang di Gaza sejak Oktober 2023.
Berdasarkan pernyataan bersama para mediator, gencatan senjata akan mulai berlaku pada 19 Januari. Mereka tengah bekerja sama dengan Israel dan Hamas untuk mengambil langkah-langkah dalam mengimplementasikan kesepakatan tersebut.
Baca Juga:Â Akhiri Konflik, Hamas-Israel Sepakat Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan
“Negara Qatar, Republik Arab Mesir, dan Amerika Serikat mengumumkan bahwa pihak-pihak yang bertikai di Gaza telah mencapai kesepakatan untuk membebaskan sandera dengan imbalan sandera dan tahanan, serta kembali ke ketenangan yang berkelanjutan yang pada akhirnya mencapai gencatan senjata permanen antara pihak-pihak tersebut. Kesepakatan tersebut diharapkan mulai berlaku pada 19 Januari 2025,” tulis pernyataan bersama tersebut melansir platform X @MofaQatar_EN, Kamis (16/1).
Adapun, tahap pertama akan dimulai dengan periode 42 hari. Melansir Al Jazeera, pada tahap ini Hamas akan membebaskan 33 tawanan Israel, termasuk anak-anak, tentara perempuan, warga sipil, dan pria berusia di atas 50 tahun. Sedangkan, Israel akan membebaskan 50 orang Palestina untuk setiap tentara perempuan dan 30 orang untuk setiap tawanan sipil.
Israel juga akan membebaskan semua perempuan dan anak-anak di bawah usia 19 tahun yang telah ditahan sejak 7 Oktober 2023. Pada tahap ini, Israel pun akan secara bertahap mengizinkan warga Palestina yang tidak bersenjata untuk kembali ke utara Jalur Gaza, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan hingga 600 truk per hari.
Baca Juga: Sepakati Gencatan Senjata, Ini Pernyataan Hamas-Israel
Jika pihak-pihak terkait sepakat bahwa persyaratan untuk tahap kedua telah terpenuhi, Hamas dan Israel akan membebaskan semua tawanan yang masih hidup. Pada tahap kedua inilah Israel akan memulai “penarikan sepenuhnya” dari Gaza, termasuk dari koridor Philadelphia, wilayah perbatasan dengan Mesir.
Pada tahap ketiga, semua jenazah tawanan akan dikembalikan dan akan ada rencana rekonstruksi selama tiga hingga lima tahun yang dilakukan di bawah pengawasan internasional. (bp)