Sabtu, 15 Februari 2025
Indonesia
logo
English

Herman Yosep Fernandez, Pejuang Kemerdekaan, Lahir di Flores Bertempur di Yogyakarta

Jakarta, IDM – Namanya mungkin asing di telinga kita, namun perannya untuk kemerdekaan Indonesia begitu besar. Dia adalah Herman Yosep Fernandez, putra dari Lamaholot, Flores Timur yang lahir di kota Ende, 3 Juni 1925.

Herman muda adalah gambaran watak anak-anak Flores yang militan dengan didikan intelektual para Imam, Bruder dan Biarawan Societas Verbi Divini (SVD).

Dilansir dari website Pemkab Flores Timur, Selasa, (31/12) Herman yang lahir dari pasangan Markus Suban Fernandez dan Theresia Pransa Carvalho Kolin ini menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ende, sesudah itu dengan tekad yang kuat bersama para pelajar lainnya seperti Frans Seda, dia nekad menyeberang ke pulau Jawa menuntut ilmu di Hollands Inlandsche Kweekschool (HIK) atau Sekolah Guru Bantu di Muntilan, Jawa Tengah.

Baca Juga: Fritz Schneewind, Komandan U-boat Jerman yang Lahir dan Mati di Indonesia

Di Muntilan, belum genap satu tahun menempuh pendidikan, pecah perang kemerdekaan. Sekolah Herman ditutup untuk sementara waktu. Sebab, kala itu Belanda menduduki kota-kota di pulau Jawa, termasuk Muntilan.

Herman dan Frans Seda kemudian ke kota Yogyakarta untuk melanjutkan perjalanan hidup mereka, bertahan hidup sembari berharap masa krisis berakhir dan kembali melanjutkan pendidikan.

Di kota Yogyakarta-lah peristiwa heroik itu bermula, Herman Fernandez tergabung dalam PERPIS (Persatuan Pelajar Indonesia Sulawesi), pimpinan Maulwi Saelan. Di palagan Kebumen, tepatnya di Front Gombong Selatan, 1-2 September 1947, Herman menunjukkan jiwa patriotiknya dalam pertempuran dua hari bersama Alex Rumambi, karibnya asal Flores dan La Sinrang sahabat perjuangannya asal Sulawesi.

Herman Yoseph Fernandez
Herman Yoseph Fernandez (berdiri paling kiri) bersama teman-teman seperjuangan saat di Muntilan termasuk Frans Seda (berdiri, keenam dari kanan). (Foto: Dok. Hidup Katolik)

Kisahnya berakhir di pertempuran Sidobunder, Herman ditangkap tentara Belanda saat menyelamatkan nyawa rekannya, Alex Rumambi. Dalam catatan Nasional beliau gugur sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 31 Desember 1948, sebagaimana tercantum pada salibnya di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta.

Baca Juga: Korps Wanita Angkatan Darat, Bukan Mawar Penghias Taman Tapi Melati Pagar Bangsa

Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional

Walaupun perjuangan terbilang moncer namun hingga saat ini Herman belum dianugerahi Pahlawan Nasional. Dalam seminar nasional Ketokohan dan Kepahlawanan Herman Yoseph Fernandez dari Timur untuk Indonesia di Auditorium Unwira Kupang, Rabu (13/11/2024) lalu Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) pun menyepakati akan mengusulkan nama Herman Yoseph Fernandez menjadi pahlawan nasional kepada Presiden Prabowo Subianto.

Perjuangan Herman menjadi pahlawan Nasional sebenarnya sudah berlangsung lama. Dilansir dari website Hidup Katolik, Selasa, (31/12) dalam buku Frans Seda “Ad Multos Annos” terbitan 1991, disebutkan Frans Seda adalah orang pertama yang memperjuangkan Herman menjadi pahlawan. Ia menghadap pemerintah untuk memperjuangkan agar Herman ditetapkan dan diakui sebagai pahlawanan, patriot bangsa.

Kemudian bersama teman-teman seperjuangan di Muntilan mereka berusaha mengumpulkan dana untuk membuat sebuah patung pahlawan Herman di Larantuka. Patung itu dibuat dengan latar belakang sejarah pertempuran Sidobunder. Patung itu melukiskan Herman yang gagah, tinggi besar, berdiri tegak dengan mata menatap tajam ke depan. Sepucuk bedil disandang di belakangnya dan sepucuk lagi dipegang erat. Tangan kirinya sedang membopong sahabatnya Alex Rumamdi dalam posisi membungkuk dengan kondisi sekarat akibat terkena tima panas. Kini patung itu beridiri tegak di Taman Kota Larantuka, menjadi ikon kota Renya Larantuka.

Rekan Herman Yoseph Fernandez
Rekan Herman Yoseph Fernandez yang memprakarsai pembuatan monumen. Dari kiri: Sam Siregar, Alex Rumambi, L. Manik, WJP Simatupang, Frans Seda, Anton Frederick, Laurens Say dan Silvester Fernandez. (Foto: Dok. Hidup Katolik)

Sementara itu dilansir dari detik, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI), Bondan Kanumoyoso menyebut sosok Herman Yoseph Fernandez adalah seorang pejuang yang gugur mempertahankan NKRI di usianya yang terbilang muda.

Baca Juga: Jejak Karir Seorang Prajurit, di Balik Nama Lanud Atang Sendjaja

“Beliau ini belum memiliki jabatan atau karier di pemerintahan yang tinggi, karena beliau itu meninggal di usia muda. Jadi belum sempat berkarier di pemerintahan. Saya kira pengorbanan beliau itu menunjukkan apa yang dilakukannya ini merupakan kewajibannya sebagai seorang warga negara karena beliau gugur dalam perjuangannya,” ujarnya.

Ia menilai sosok Herman Fernandez patut diusulkan menjadi pahlawan nasional karena dedikasikan yang memberi diri bersama pahlawan lain mempertahankan NKRI saat melawan Belanda.

“Jadi kalau seseorang berjuang dan kemudian melakukan pengabdian yang luar biasa itu hebat. Tapi seseorang melakukan sesuatu perjuangan dan kemudian mengorbankan jiwa dan raganya itu luar biasa. Jadi beliau ini sangat memenuhi persyaratan untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional. Tidak banyak tokoh pahlawan nasional yang seperti beliau ini, walaupun ada beberapa ratus seperti beliau,” terangnya. (rr)

Berita Terkait

Berita Terbaru

INFRAME

Selesai Menunaikan Tugas, Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O/UNIFIL Kembali ke Indonesia

Jakarta, IDM - Sejumlah prajurit Satuan Tugas Maritime Task Force (Satgas MTF) TNI Konga XXVIII-O/UNIFIL mengikuti upacara penyambutan di atas KRI Diponegoro-365 di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, (14/2). Kedatangan 120 prajurit satgas yang dipimpin Letkol...

Edisi Terbaru

IDM edisi 31

Baca juga

Populer