Rabu, 24 April 2024

Helmet HGU-55, Pelindung Kepala untuk Pilot Pesawat Tempur

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Helm (helmet) menjadi salah satu flying gear (perlengkapan terbang) yang harus digunakan oleh seorang pilot pesawat tempur (fighter) saat mereka melaksanakan tugas terbang.

Layaknya helm yang digunakan pada saat berkendara, helm bagi para fighter juga berfungsi sebagai pelindung kepala, khususnya saat terjadi benturan atau kondisi emergency tertentu saat berada di pesawat.

TNI Angkatan Udara (TNI AU) dalam akun Twitter @_TNIAU menjelaskan, salah satu helm yang dibuat khusus untuk para fighter adalah Helmet HGU-55.

Baca Juga: Mengenal Ranpur “Imut” Wiesel Buatan Jerman, Pernah Uji Coba di Indonesia

Helm ini khusus didesain sedemikian rupa agar nyaman dan cocok digunakan dalam sejumlah misi yang akan diemban oleh para fighter.

Helmet HGU-55 adalah helmet yang dibuat khusus untuk fighter pilot, sangat compatible dan comfortable digunakan untuk melaksanakan berbagai misi tempur, baik air to air combat atau air to ground attack mission,” demikian dikutip dari Twitter TNI AU.

Lebih lanjut dijelaskan jika berat helmet ini hanya 998 gram sehingga memungkinkan pergerakan kepala pilot saat melaksanakan pertempuran jarak dekat pesawat tempur atau kerap disebut dogfight.

Selain itu, helm ini juga terkoneksi dengan hose yang bentuknya seperti belalai gajah. Dalam implementasinya, hose berfungsi sebagai saluran oksigen sekaligus alat komunikasi (microphone) yang menghubungkan antara sang pilot dengan pilot lainnya maupun dengan traffic controller.

Baca Juga: Armo Pistol, Senjata Andal di Kondisi Ekstrim Buatan Anak Bangsa

“Oksigen hose (belalai) dirancang ke samping untuk memaksimalkan oksigen yang masuk dan yang dihirup oleh penerbang, sedangkan karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran yang berbeda, di sisi yg berlawanan,” jelas TNI AU.

Helm ini juga memiliki keunggulan lainnya seperti kemampuan untuk menahan beban hingga 9G. New Scientist dalam lamannya mencatat jika seorang pilot pesawat tempur yang sangat terlatih, dapat menahan beban sebesar 6G hingga 9G.

Keunggulan lainnya yaitu kemampuannya untuk mencegah GLOC (G induced loss of consciousness) yaitu kehilangan kesadaran akibat tekanan gaya gravitasi yang melebihi beban yang bisa diterima tubuh; menahan eject pada kecepatan 600 kias; serta mengurangi fatigue (kelelahan) akibat melaksanakan berbagai macam misi. (yas)

BERITA TERBARU

INFRAME

Panglima TNI Pimpin Serah Terima Jabatan KSAU

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyerahkan bendera panji Swa Bhuwana Paksa kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang baru Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Upacara serah terima jabatan (sertijab) tersebut berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER