Jakarta, IDM – Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II Laksamana Pertama Amrin Rosiha Hendrotomo, memaparkan rencana garis besar pelaksanaan Multilateral Naval Exercise (MNEK) 2025, di Bali.
Amrin selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) MNEK 2025, memaparkan rencana garis besar kegiatan latihan bersama skala internasional ke-5 itu kepada Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda Yayan Sofiyan, di Mabesal, Cilangkap, Jakarta, Senin (6/1).
Dalam presentasi rencana garis besar, Amrin menjelaskan berbagai persiapan yang telah dilakukan oleh satgas terkait MNEK 2025, meliputi perencanaan taktis, alokasi personel hingga koordinasi dengan pihak internasional.
Baca Juga: Tinjau Tanah Longsor, Dandim 1714/PJ Dampingi Pj Bupati Puncak Jaya
Menanggapi paparan tersebut, Yayan menekankan pentingnya memastikan seluruh persiapan MNEK 2025 terlaksana dengan baik tanpa ada kekurangan.
“Ingat, kebersihan lingkungan yang akan digunakan dalam kegiatan ini dijaga dengan baik untuk menciptakan kenyamanan selama berlangsungnya acara,” tegas Yayan, dikutip dari keterangan Dispen Koarmada II, Rabu (8/1).
Â
“MNEK 2025 menjadi momen penting, baik bagi TNI AL maupun Indonesia, dalam memperkuat hubungan internasional di kawasan maritim. Oleh karena itu, kita harus menjamin setiap detail berjalan sesuai rencana,” tambahnya.
MNEK merupakan latihan bersama non-perang atau Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dengan mengedepankan kerja sama maritim, penanggulangan bencana serta operasi kemanusiaan untuk mempererat hubungan antara TNI AL dengan angkatan laut negara-negara sahabat.
Baca Juga: Indonesia-Belanda Buka Peluang Kerja Sama Latihan Operasi Perdamaian
Latihan tersebut akan berlangsung sekitar 8 hari, yakni 15-22 Februari di Bali dengan rincian 3-4 hari untuk kegiatan VVIP dan atau VIP sementara lainnya untuk fase pangkalan (harbour phase) dan fase laut (sea phase).
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyebutkan TNI AL mengundang 58 negara untuk dapat terlibat MNEK 2025 di Bali. Namun, sampai saat ini baru 38 negara yang mengonfirmasi untuk berpartisipasi dalam latihan. Rinciannya, 21 negara mengirimkan kapal perang dan 17 lainnya hanya observer.
“(Rangkaian) Kegiatannya nanti berupa Encap, membangun fasilitas umum, jalan, rumah ibadah, sekolah, perbaikan terhadap MCK. Pokoknya membantu masyarakat intinya dan ini bergotong royong,” jelas Ali, di Jakarta, Jumat (3/1) lalu.
Baca Juga: Menkopolkam Puji Kolaborasi Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
“Kemudian medical civic action, kita selalu laksanakan untuk membantu pengobatan massal dan umum, kemudian bantuan sembako, Apabila terjadi bencana, ini (melatih) bagaimana kita mengirim, menurunkan bahan-bahan kontak atau bangunan untuk memperbaiki rumah-rumah terkena bencana dalam waktu cepat. Nah, ini harus dipadukan antara angkatan laut,” sambungnya.
Adapun daftar 21 negara yang mengirimkan kapal perang terdiri dari Rusia (3 unit), Cina (1 unit), Amerika Serikat (1 unit), Iran (2 unit), Prancis (1 unit), Australia (1 unit), Jepang (1 unit), India (2 unit), Malaysia (2 unit), Pakistan (1 unit), Filipina (1 unit), Singapura (2 unit), Thailand (1 unit), Inggris (1 unit), Vietnam (1 unit), dan Korea Selatan (1unit).
Sedangkan 17 negara lainnya yang hanya observer meliputi Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, Kanada, Chili, Kolombia, Irak, Italia, Kenya, Laos, Belanda, Selandia Baru, Saudi Arabia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Qatar. (at)