Jakarta, IDM – Norwegia menyepakati untuk mengubah konstitusi terkait prioritas militer sekaligus menambah anggaran pertahanan hingga 2 persen dari PDB pada tahun 2026. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen Norwegia sebagai anggota aliansi pertahanan NATO.
Dilansir dari Government.no, sebuah laman resmi pemerintah Norwegia, Rabu (3/5), meningkatkan pertahanan dan kesiapsiagaan merupakan salah satu prioritas utama Pemerintah Norwegia pada tahun-tahun mendatang. Menurut Perdana Menteri Jonah Gahr Støre, langkah Norwegia selalu beriringan dengan NATO yang melihat adanya urgensi semenjak konflik terbuka pecah antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Perkuat Pertahanan, Korsel Berencana Kembangkan Pesawat Perang Elektronik
“Perang agresi Rusia melawan Ukraina telah mengubah lanskap keamanan di Eropa. Oleh karena itu, Norwegia akan meningkatkan anggaran pertahanannya hingga minimal 2% dari PDB pada tahun 2026,” ujarnya.
Sedangkan, jumlah pasti anggaran yang dibutuhkan akan menyesuaikan PDB tiga tahun mendatang. Pihak-pihak terkait pun disebut telah menyusun perubahan rencana pertahanan jangka panjang yang berfokus pada menambah kuantitas maupun kualitas militer.
Baca Juga: Perluas Pertahanan Siber dan Luar Angkasa, Cina Kembali Rekrut Purnawirawan
“Komitmen Norwegia terhadap target 2% NATO sangat penting untuk keamanan nasional. Kita perlu memperluas angkatan bersenjata di seluruh titik, khususnya di perairan teritorial,” ungkap Menteri Pertahanan Bjørn Arild Gram.
Sebetulnya, strategi negara-negara anggota NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga 2 persen ini telah disepakati saat KTT di Wales pada 2014. Namun hampir satu dekade berlalu, ambisi tersebut belum juga tercapai secara penuh. Menurut laporan Stoltenberg tahun 2022, saat ini hanya ada 7 anggota NATO yang memenuhi target, yaitu Yunani, Amerika Serikat, Lituania, Polandia, Inggris, Estonia, dan Latvia. (bp)