Jumat, 19 April 2024

Bengkel Angkatan Darat Ciptakan Recoil Dop untuk Senapan Mesin Berat

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Inovasi terbaru kembali diciptakan Bengkel Pusat Peralatan Angkatan Darat (Bengpuspal) Puspalad yaitu Recoil Dop Senapan Mesin Berat (SMB) HBFL/QCB 12,7 mm. Recoil Dop ini ditampilkan di demo HUT ke-77 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (9/4) lalu.

Kepada Indonesiadefense.com Sersan Mayor (Serma) Isma Kudori sang pembuat inovasi menjelaskan pengertian Recoil Dop ciptaannya yaitu alat penahan gas yang dihasilkan pada saat proses pembakaran isian dorong di dalam peluru, karena peluru yang digunakan jenis munisi hampa sehingga tidak ada proyektil yang menahan gas buang.

“Apabila penggunaan munisi hampa tidak menggunakan penahan (Dop), maka sisa gas hasil pembakaran dari peluru akan terbuang keluar semua dan tidak akan terjadi penegangan ulang,” katanya.

Ia menceritakan ide awal pembuatannya muncul pada saat personel Bengpuspal Puspalad melaksanakan asistensi teknis (asnik) latihan Super Garuda Shield pada tahun 2022 di daerah latihan Baturaja, Sumatera Selatan.

Saat itu, kata Isma pada senjata SMB HBFL 12,7 mm milik US Army saat latihan tidak menggunakan munisi tajam, akan tetapi menggunakan munisi hampa. Sehingga realisme latihan sangat baik dan terkesan seperti kenyataan. Sedangkan untuk TNI AD menggunakan SMB HBFL 12,7 mm dengan munisi tajam, sehingga pada saat latihan harus diarahkan ke sasaran tembak dan daerah aman.

Baca Juga: Hell Week dalam Pembentukan Manusia Katak

“Dari sini kita belajar selama ini di satuan jajaran TNI AD belum pernah ada SMB 12,7 mm yang menggunakan Recoil Dop. Padahal fungsinya sangat penting selain dapat digunakan untuk latihan juga dapat digunakan untuk kegiatan uji fungsi senjata SMB tersebut. Karena jika pelaksanaan uji fungsi senjata SMB 12,7 mm menggunakan munisi tajam maka memerlukan jarak yang cukup jauh dengan jarak tanggul minimal sekitar 500 meter. Akan tetapi jika menggunakan Recoil Dop, untuk pelaksanaan uji fungsi senjata SMB  cukup dilakukan di ruangan terbuka dengan menggunakan munisi hampa,” kata Isma.

Untuk pembuatannya kata Isma dimulai dari rancangan Recoil dop dengan data Spesifikasi alat yaitu besi pipa Recoil Dop, Panjang 55 cm dan Diameter 4,8 cm. Berikutnya besi As Pejal bagian belakang dengan panjang 24 cm dan diameter 10 cm dan besi As Pejal bagian depan, panjang 10 cm dan diameter 6 cm.

Recoil Dop SMB
Recoil Dop yang digunakan di demo HUT ke-77 TNI AU. (Foto: Dok. Penerangan Bengpuspalad)

“Kami juga mencoba untuk mengubah munisi tajam 12,7 mm menjadi munisi hampa 12,7 mm, adapun munisi yang digunakan yaitu munisi yang sudah Balkir/kets dan diubah menjadi munisi hampa 12,7 mm,” kata Isma.

Ia pun memastikan hasil inovasinya ini sudah melalui ujicoba sebanyak 2 kali percobaan. Pada saat percobaan ke satu masih terdapat kendala, setelah dilakukan perbaikan pada ukuran lubang pembuangan gas, kemudian dilakukan percobaan kedua. Pada saat pelaksanaan percobaan kedua menggunakan munisi Hampa 12,7 mm sebanyak 12 butir dan tembakan rentetan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kendala masalah penegangan kembali,” katanya.

Ia berharap rancangan Recoil Dop SMB 12,7 mm ini dapat bermanfaat bagi satuan jajaran TNI AD, khususnya bagi kecabangan Peralatan (Corp Pal). (rr)

Baca Juga: Mengenang Sejarah Bangsa Melalui Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI

Korps Peralatan Lahirkan Inovasi Berdaya Guna

Peralatan Angkatan Darat adalah salah satu kecabangan dan sebagai salah satu fungsi teknis militer umum TNI Angkatan Darat. Satuan yang dikenal dengan naman Korps Peralatan Angkatan Darat ini merupakan Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) di tingkat Mabesad yang berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Dilansir dari tni-ad.mil.id salah satu fungsi Puspalad adalah pembinaan pendidikan dan latihan. Melaksanakan kegiatan yang berkenaan dengan perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pendidikan dan latihan dalam rangka meningkatkan kemampuan prajurit peralatan TNI Angkatan Darat.

Para prajurit di sini digembleng dengan ketekunan dan keseriusan agar memiliki inovasi dan kreativitas untuk terus mengembangkan keilmuan dan keahlian yang nantinya bermanfaat bagi kemajuan TNI Angkatan Darat. Mereka mendapatkan pendidikan di Pusat Pendidikan Peralatan Kodiklatad (Pusdikpal). Siswa Pusdikpal dituntut untuk aktif, inovatif, dan kreatif. Selain itu, mereka juga perlu untuk memiliki wawasan luas, berpikir kritis, dan solutif sehinga dapat menghasilkan inovasi yang dapat dimanfaatkan bagi TNI AD maupun masyarakat luas.

Inovasi-inovasi yang lahir dari Korps Peralatan ini bisa dilihat saat pandemi Covid-19 kemarin. Melalui satuan Bengpuspal Puspalad sebagai satuan di bawah naungan Pusat Peralatan TNI AD memodifikasi kendaraan yang biasanya dioperasikan sebagai sarana angkut personel maupun materiil untuk difungsikan sebagai media penyemprotan cairan disinfektan dengan cakupan sebaran penyemprotan yang lebih luas.

Selain itu, untuk mengurangi risiko kecelakaan saat latihan, Korps Peralatan juga membuat alat pembuka dan perangkai munisi kaliber 12,7 mm. Dilansir dari buku Catatan Kabengpuspal Puspalad yang saat itu masih dijabat oleh Kolonel Cpl Octovianus Oskar, kelebihan alat ini di antaranya mampu dibawa ke mana saja karena bobot serta dimensinya tidak terlalu berat dan besar, mampu membuka munisi dalam rangkaian dengan cepat dan mudah sehingga efektif dan efisien, material yang tahan panas serta gesekan, tidak mudah patah, dan tahan karat. Juga untuk perawatannya tidak rumit dan suku cadangnya mudah dibuat.

Baca Juga: Dakota RI-001 Seulawah Pesawat Angkut Persembahan Rakyat Aceh untuk Indonesia

Sejarah Korps Peralatan

Sejarah lahirnya Korps Peralatan dimulai dengan terbentuknya TNI Angkatan Darat sejak perang kemerdekaan. Pada tanggal 2 Juni 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden Republik Indonesia yang mengesahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Seiring dengan peleburan dengan kesatuan yang berasal dari kelaskaran dalam tubuh TNI, maka badan–badan yang semula merupakan sumber Perbekalan Persenjataan dibentuk menjadi Inspektorat Persenjataan yang dikepalai oleh Letkol Soeryo Soerarso yang berkedudukan di Markas Besar Keamanan Darat (MBKD) dengan tugas merawat persenjataan Divisi I s.d VII.

Pada masa-masa awal kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami banyak pergolakan dan pemberontakan, di antaranya pemberontakan Andi Azis, peristiwa RMS, pemberontakan Ibnu Hajar, pemberontakan DI/TII Daud Beureuh dan lain-lain. Dalam situasi yang kritis ini maka pada tanggal 9 dan 10 Juli 1956 bertempat di Tugu (Puncak) diadakan konferensi intern Palad yang dipimpin langsung oleh Direktur Palad Mayor M. Rifai untuk beradu pendapat tentang permasalahan yang timbul pada saat itu.

Konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan yang dinamakan “Janji Perwira Palad” sebagai ikrar para perwira Peralatan Angkatan Darat dalam menjalankan tugas di masa mendatang dan seterusnya janji Peralatan Angkatan Darat tersebut terpampang sebagai lambang pada tiap-tiap markas Palad di seluruh Indonesia yang merupakan pegangan hidup Peralatan Angkatan Darat.

Selanjutnya tanggal 10 Juli dijadikan sebagai hari lahir Peralatan Angkatan Darat. Pada tahun 1950 markas Direktorat Peralatan berkedudukan di jalan Budi Utomo No. 4 Jakarta. Selanjutnya pada tanggal 22 April 1961 diresmikan pemakaian gedung baru di jalan Matraman Raya No. 147 Jakarta Timur oleh Wakil KSAD Letjen TNI Gatot Subroto. Di tempat inilah roda kepemimpinan Korps Peralatan dijalankan hingga saat ini. (nhn)

BERITA TERBARU

INFRAME

Panglima TNI Pimpin Serah Terima Jabatan KSAU

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyerahkan bendera panji Swa Bhuwana Paksa kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang baru Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Upacara serah terima jabatan (sertijab) tersebut berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER